“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” [Matius 16 : 25].
Selama 24 tahun, Allen Mayer, seorang pebisnis, bekerja dalam perusahan keluarga, Oscar Mayer & Co. Kemudian Allan dan istrinya keluar dari perusahaan Oscar Mayer dan memulai kehidupan baru mengelola bisnis simpan-pinjam. Perubahan ini berjalan bagus selama 9 bulan. Namun, kemudian mereka mengetahui bahwa anak perempuan mereka, Kathy berumur 5 tahun, menderita tumor otak ganas.
Allan mengetahui bagaimana menjalankan bisnis, bagaimana membuat keuntungan, bagaimana memegang kekuasaan. Tetapi penyakit Kathy menunjukkan bahwa ia tidak mempunyai kekuatan untuk melawan penyakitnya. Anak perempuan itu diperkirakan akan hidup tidak lebih dari beberapa bulan.
Sungguh pun Allan menganut filsafat kemanusiaan, dalam keputusasaan ia mulai mencari Tuhan. Pertama-tama ia pergi ke suatu gereja dan membaca buku doa. Kemudian ia mulai membaca buku-buku Kristen tentang penyembuhan dan makin sering berdoa. Akhirnya ia berlutut dan meminta Kristus datang dalam kehidupannya.
Sementara itu, tumor Kathy mengecil, membuat orang kagum. Allan menulis, “Saya berkonsentrasi mengejar segala hal duniawi, — menghasilkan uang, memperoleh status sosial, kekuasaan dan pengakuan. Setelah menjadi Kristen, saya menyadari bahwa hal-hal tersebut hanya sementara saja. Sekarang saya menjadi takut untuk menggunakan waktu banyak membuat rencana dan mengejar hal-hal duniawi dan kurang memikirkan tujuan kekekalan saya.”
Hal yang perlu dicamkan
Ancaman kehilangan anak tersayang lebih mengerikan daripada menghadapi kematian kita. Hampir semua keluarga yang saling mengasihi, lebih memilih bertahan menderita daripada melihat seorang yang dikasihi menderita sakit. Apabila ancaman tersebut nyata, kita mulai mencari pertolongan, dan kita pelajari bahwa hanya sedikit yang kita dapat perbuat selain berdoa. Tuhan menemukan kita dalam doa-doa itu. Tuhan mengingatkan kita bahwa Ia tetap bersama kita, dalam kehidupan dan kematian. Walau pun kita telah mengabaikan-Nya, Dia tidak pernah lebih jauh dari suatu doa.
Apakah kita ingat akan Tuhan dalam suasana kegembiraan kehidupan kita, ataukah kita menunggu meminta pertolongan-Nya sewaktu kita berada dalam saat-saat kegelapan? FBL
