“Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus …, hanya iman yang bekerja oleh kasih “ [Galatia 5 : 6].
Roberta Guaspari – Tzavaras, seorang pemain biola klasik, adalah anak perempuan seorang buruh pabrik. Roberta tak akan pernah memegang biola kalau bukan karena ada program dalam sekolah umum yang menawarkan pendidikan musik. Sadar bahwa kehidupannya telah ditransformasi oleh musik, ia praktekkan karunia dan talentanya di daerah Harlem (New York), dan ia mengajak anak-anak di situ untuk aktif bermain musik bersamanya.
Kasih sejati berarti memberi tanpa perhitungan biaya. |
Sungguh pun beberapa orang tua siswa – siswa ragu akan anak lelaki dan perempuan apakah mereka mempunyai kemauan yang cukup untuk belajar menggunakan alat musik biola, Roberta tetap gigih berusaha. Dia mulai mengajar di suatu sekolah negeri, mendorong siswa – siswanya berlatih setiap hari. Pembatasan anggaran sekolah menghentikan pekerjaannya, tetapi ia memperoleh dana swasta untuk mempertahankan programnya tetap berjalan di sekolah tersebut. Kemampuan bermain musik siswa-siswa meningkat secara dramatis di bawah instruksi gurunya yang berdedikasi dan tegas tapi penuh kasih dan lembut.
Suatu malam di Harlem, 130 anak muda tampil di panggung bersama biola mereka. Mereka dengan tenang memperhatikan muka guru mereka, membungkuk bergandengan tangan, menunggu isyarat guru mereka. Kemudian terdengar musik mereka — selaras, sesuai waktu, dan dengan talenta yang alami dan kesungguhan sehingga setiap orang di ruangan saat itu dapat merasakan. Air mata para orang tua bercucuran. Kelihatannya seperti suatu keajaiban.
Virtuoso Isaac Stern (pemusik dan kritikus music di New York), turut hadir di antara para hadirin dalam pergelaran itu, yang tidak mungkin hadir tanpa undangan yang gigih dari Roberta Guaspari – Tzavaras. “Ini bukan suatu konser”, kata Stern. “Ini adalah suatu cara membuat anak-anak bangga akan diri mereka. Ini adalah suatu tindakan kehidupan”.
Hal yang perlu dicamkan
Ketika kita peduli orang lain dengan sungguh – sungguh, kita membagi dengan mereka karunia yang kita terima secara cuma – cuma. Namun akibat dari waktu yang terbatas sedangkan kebutuhan tak berkesudahan. Bagaimana kita sanggup ikut serta? Ketika kita melihat hasil-hasil yang menggugah hati dari seorang pengasuh seperti Roberta Guaspari – Tzavares dan program musiknya, pertanyaannya berubah. Bagaimana kita sanggup untuk tidak ikut serta? FBL/